Project Quality Management
8. Project Quality Management
Posted by : Rizki R Fauzi November 12, 2013
Nama : Rizki R Fauzi
NPM : 46112567
Kelas : 2DC01
2. Proses Quality Management
Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.
Kualitas yang dimaksud disini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah buku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
Kesepakatan ini dapat terukur melalui parameter conformance to requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi) dan fitness for use (produk dapat digunakan sesuai maksud dan tujuannya). Proses ini berinteraksi satu sama lain serta berinteraksi dengan proses di bidang pengetahuan lain. Setiap proses dapat melibatkan usaha dari satu atau lebih orang atau kelompok berdasarkan pada persyaratan proyek.
4. Analisi Pareto dan Contoh Diagram
Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak sepele.
Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran menyatakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi. Pareto kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan.
Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal:
80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa.
80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
20% dari produk atau jasa account untuk 80% dari keuntungan Anda.
20% dari penjualan Anda force menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda.
20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.
Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total dan Six Sigma.
Dalam PMBOK memesan Pareto digunakan untuk memandu tindakan korektif dan membantu tim proyek mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan jumlah terbesar cacat pertama.
Tujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan Analisis Pareto [1]:
Formulir tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai persentase.
Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu penyebab paling penting pertama.
Tambahkan kolom persentase kumulatif ke meja.
Plot dengan penyebab pada x-axis dan persentase kumulatif pada sumbu-y.
Bergabung dengan poin di atas untuk membentuk kurva.
Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada x-axis dan persen frekuensi pada sumbu-y.
Menarik garis di 80% pada y-axis sejajar dengan sumbu-x. Kemudian turun garis pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu-x. Ini titik pada sumbu-x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di sebelah kanan.
Ini adalah contoh sederhana diagram Pareto menggunakan data sampel menunjukkan frekuensi relatif dari penyebab kesalahan pada situs. Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat apa yang 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.
Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah bahwa hal itu mengingatkan Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Dari hal-hal yang Anda lakukan selama proyek Anda, hanya 20% yang benar-benar penting. Mereka menghasilkan 80% 20% dari hasil Anda. Mengidentifikasi dan fokus pada hal-hal pertama, tetapi tidak benar-benar mengabaikan sisanya 80% penyebab.
6. Commonly Used Quality Factors
a. Tangibles / Bukti langsung
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan.
b. Reliability / Keandalan
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
c. Responsiveness / Ketanggapan
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat
untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan pelanggan.
d. Assurance / Jaminan
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan
yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain
e. Emphaty / Empati
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
8. Quality Control Charts and the Seven Run Rule
Quality Control Chart
Sebuah grafik kontrol adalah tampilan grafik data yang menggambarkan hasil dari sebuah proses dari waktu ke waktu.
Penggunaan utama dari diagram kontrol adalah untuk mencegah cacat, bukan untuk mendeteksi atau menolak mereka.
Diagram kontrol kualitas memungkinkan Anda untuk menentukan apakah proses berada dalam kontrol atau di luar kendali.
Ketika sebuah proses yang memegang kendali, setiap variasi dalam hasil proses diciptakan oleh peristiwa acak, proses yang ada dalam kontrol tidak perlu disesuaikan.
Ketika sebuah proses berada di luar kendali, variasi dalam hasil proses disebabkan oleh kejadian non-acak, Anda harus mengidentifikasi penyebab peristiwa-peristiwa non-acak dan menyesuaikan proses untuk memperbaiki atau menghilangkan mereka.
Seven Run Rules menyatakan bahwa jika tujuh titik data berturut-turut semuanya berada di bawah rata-rata, di atas rata-rata, atau semua meningkat atau menurun, maka proses harus diperiksa untuk masalah non-acak.
10. Modern Quality Management dan Quality Experts
Membutuhkan kepuasan pelanggan.
Lebih suka pencegahan untuk inspeksi.
Mengenali tanggung jawab manajemen untuk kualitas.
Ahli kualitas perlu diperhatikan termasuk Deming, Juran, Crosby, Ishikawa, Taguchi, dan Feigenbaum.
Quality Expert
Deming terkenal untuk karyanya dalam membangun kembali Jepang dan 14 nya Poin untuk Manajemen.
Juran menulis Quality Control Handbook dan sepuluh langkah untuk peningkatan kualitas.
Crosby menulis Quality is Free dan menyarankan bahwa organisasi berusaha untuk nol cacat.
Ishikawa mengembangkan konsep lingkaran kualitas dan diagram tulang ikan.
Taguchi mengembangkan metode untuk mengoptimalkan proses eksperimentasi rekayasa.
Feigenbaum mengembangkan konsep kontrol kualitas total.
12. Improving Information Technology Project Quality
Beberapa saran untuk meningkatkan kualitas proyek TI meliputi:
Membangun kepemimpinan yang mempromosikan kualitas.
Memahami biaya kualitas.
Fokus pada pengaruh organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja.
Ikuti model kedewasaan.
14. Biaya Kualitas
Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas kualitas yang muncul karena rendahnya kualaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah. Aktivtas kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya produk yang kurang baik
2. Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk merespon adanya produk yang kualitasnya rendah.
Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu:
1. Prevention cost atau biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mencegah adanya produk dengan kualits tidak baik.
2. Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi untuk menentukan suatau produk memenuhi karakteristik yang ditetapkan atau sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Internal failure cost atau biaya kegagalan internal adalah biaya atau kerugian ang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk belum sampai konsumen
4. External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya atau kerugian yang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk sudah sampai konsumen
Pengukuran Biaya Kualitas
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu:
• Observable quality cost yaitu bioaya kualita yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan perusahaan
• Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.
Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan dengan cara berikut:
• Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan eksternal adalah biaya eksternal yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier tertentu.
• Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan melakukan penelitian pasar.
• Taguchi Quality loss Function,penentuan hidden quality cost dengan mengasumsikan bahwa fungsi biaya kualitas adalah merupakan fungsi kuadrat.
Pelaporan Biaya Kualitas
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas. Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Quality cost report(laporan biaya kualitas)
Lapora ini menyajikan informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas dalam%terhadap penjualan. Untuk menentukan posisi optimum ada 2 pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan kontemporer.
Fungsi Biaya Kualitas.
Terdapat 2 pandangan tentang fungsi biaya kualitas yaitu pandangan tradisional serta pendanga kontemporer.
• Pendekatan konvensionla, mendasarkan pada anggaran adanya “trae off” pada biaya kualitas yaitu antara biay pengendalian dan biaya kegagalan
• Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal batas toleransi tingkat kerusakan yang masih dapat diterima(AQL). Pendekatan ini menggunakan tingkat kerusakan 0. Pendekatan kontemporer tidak menganggap adanya trade off anatara biaya pengendalian dan kegagalan. Terdapat 3 perbedaan mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer dari sudut pandang konvensional. Perbedaan yang pertama adalah bahwa menurut pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa batas pada saatmendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang kedua adalah bahwa biaya pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat mendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang ketiga adalah biaya kegagalan dapat ditekan sampai mendekati 0.
Sumber Referensi :
Anonymous. 2102. Project Quality Management
http://manproimam.blogspot.com/2012/01/project-quality-management.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. 2012. Biaya Kualitas dan Produktivitas.
http://rangkumankite.blogspot.com/2012/05/biaya-kualitas-dan-produktivitas.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
Anoymous. 2011. Analisi Pareto langkah Demi Langkah http://smkberkaizen.wordpress.com/2011/09/18/analisis-pareto-langkah-demi-langkah/. Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. 2011. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualiatas Pelayanan http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
8. Project Quality Management
Posted by : Agung Saputra November 12, 2013
Nama : Agung Saputra
NPM : 40112375
Kelas : 2DC01
2. Proses Quality Management
Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.
Kualitas yang dimaksud disini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah buku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
Kesepakatan ini dapat terukur melalui parameter conformance to requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi) dan fitness for use (produk dapat digunakan sesuai maksud dan tujuannya). Proses ini berinteraksi satu sama lain serta berinteraksi dengan proses di bidang pengetahuan lain. Setiap proses dapat melibatkan usaha dari satu atau lebih orang atau kelompok berdasarkan pada persyaratan proyek.
4. Analisi Pareto dan Contoh Diagram
Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak sepele.
Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran menyatakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi. Pareto kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan.
Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal:
80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa.
80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
20% dari produk atau jasa account untuk 80% dari keuntungan Anda.
20% dari penjualan Anda force menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda.
20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.
Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total dan Six Sigma.
Dalam PMBOK memesan Pareto digunakan untuk memandu tindakan korektif dan membantu tim proyek mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan jumlah terbesar cacat pertama.
Tujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan Analisis Pareto [1]:
Formulir tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai persentase.
Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu penyebab paling penting pertama.
Tambahkan kolom persentase kumulatif ke meja.
Plot dengan penyebab pada x-axis dan persentase kumulatif pada sumbu-y.
Bergabung dengan poin di atas untuk membentuk kurva.
Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada x-axis dan persen frekuensi pada sumbu-y.
Menarik garis di 80% pada y-axis sejajar dengan sumbu-x. Kemudian turun garis pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu-x. Ini titik pada sumbu-x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di sebelah kanan.
Ini adalah contoh sederhana diagram Pareto menggunakan data sampel menunjukkan frekuensi relatif dari penyebab kesalahan pada situs. Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat apa yang 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.
Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah bahwa hal itu mengingatkan Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Dari hal-hal yang Anda lakukan selama proyek Anda, hanya 20% yang benar-benar penting. Mereka menghasilkan 80% 20% dari hasil Anda. Mengidentifikasi dan fokus pada hal-hal pertama, tetapi tidak benar-benar mengabaikan sisanya 80% penyebab.
6. Commonly Used Quality Factors
a. Tangibles / Bukti langsung
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan.
b. Reliability / Keandalan
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
c. Responsiveness / Ketanggapan
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat
untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan pelanggan.
d. Assurance / Jaminan
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan
yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain
e. Emphaty / Empati
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
8. Quality Control Charts and the Seven Run Rule
Quality Control Chart
Sebuah grafik kontrol adalah tampilan grafik data yang menggambarkan hasil dari sebuah proses dari waktu ke waktu.
Penggunaan utama dari diagram kontrol adalah untuk mencegah cacat, bukan untuk mendeteksi atau menolak mereka.
Diagram kontrol kualitas memungkinkan Anda untuk menentukan apakah proses berada dalam kontrol atau di luar kendali.
Ketika sebuah proses yang memegang kendali, setiap variasi dalam hasil proses diciptakan oleh peristiwa acak, proses yang ada dalam kontrol tidak perlu disesuaikan.
Ketika sebuah proses berada di luar kendali, variasi dalam hasil proses disebabkan oleh kejadian non-acak, Anda harus mengidentifikasi penyebab peristiwa-peristiwa non-acak dan menyesuaikan proses untuk memperbaiki atau menghilangkan mereka.
Seven Run Rules menyatakan bahwa jika tujuh titik data berturut-turut semuanya berada di bawah rata-rata, di atas rata-rata, atau semua meningkat atau menurun, maka proses harus diperiksa untuk masalah non-acak.
10. Modern Quality Management dan Quality Experts
Membutuhkan kepuasan pelanggan.
Lebih suka pencegahan untuk inspeksi.
Mengenali tanggung jawab manajemen untuk kualitas.
Ahli kualitas perlu diperhatikan termasuk Deming, Juran, Crosby, Ishikawa, Taguchi, dan Feigenbaum.
Quality Expert
Deming terkenal untuk karyanya dalam membangun kembali Jepang dan 14 nya Poin untuk Manajemen.
Juran menulis Quality Control Handbook dan sepuluh langkah untuk peningkatan kualitas.
Crosby menulis Quality is Free dan menyarankan bahwa organisasi berusaha untuk nol cacat.
Ishikawa mengembangkan konsep lingkaran kualitas dan diagram tulang ikan.
Taguchi mengembangkan metode untuk mengoptimalkan proses eksperimentasi rekayasa.
Feigenbaum mengembangkan konsep kontrol kualitas total.
12. Improving Information Technology Project Quality
Beberapa saran untuk meningkatkan kualitas proyek TI meliputi:
Membangun kepemimpinan yang mempromosikan kualitas.
Memahami biaya kualitas.
Fokus pada pengaruh organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja.
Ikuti model kedewasaan.
14. Biaya Kualitas
Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas kualitas yang muncul karena rendahnya kualaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah. Aktivtas kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya produk yang kurang baik
2. Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk merespon adanya produk yang kualitasnya rendah.
Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu:
1. Prevention cost atau biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mencegah adanya produk dengan kualits tidak baik.
2. Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi untuk menentukan suatau produk memenuhi karakteristik yang ditetapkan atau sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Internal failure cost atau biaya kegagalan internal adalah biaya atau kerugian ang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk belum sampai konsumen
4. External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya atau kerugian yang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk sudah sampai konsumen
Pengukuran Biaya Kualitas
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu:
• Observable quality cost yaitu bioaya kualita yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan perusahaan
• Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.
Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan dengan cara berikut:
• Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan eksternal adalah biaya eksternal yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier tertentu.
• Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan melakukan penelitian pasar.
• Taguchi Quality loss Function,penentuan hidden quality cost dengan mengasumsikan bahwa fungsi biaya kualitas adalah merupakan fungsi kuadrat.
Pelaporan Biaya Kualitas
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas. Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Quality cost report(laporan biaya kualitas)
Lapora ini menyajikan informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas dalam%terhadap penjualan. Untuk menentukan posisi optimum ada 2 pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan kontemporer.
Fungsi Biaya Kualitas.
Terdapat 2 pandangan tentang fungsi biaya kualitas yaitu pandangan tradisional serta pendanga kontemporer.
• Pendekatan konvensionla, mendasarkan pada anggaran adanya “trae off” pada biaya kualitas yaitu antara biay pengendalian dan biaya kegagalan
• Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal batas toleransi tingkat kerusakan yang masih dapat diterima(AQL). Pendekatan ini menggunakan tingkat kerusakan 0. Pendekatan kontemporer tidak menganggap adanya trade off anatara biaya pengendalian dan kegagalan. Terdapat 3 perbedaan mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer dari sudut pandang konvensional. Perbedaan yang pertama adalah bahwa menurut pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa batas pada saatmendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang kedua adalah bahwa biaya pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat mendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang ketiga adalah biaya kegagalan dapat ditekan sampai mendekati 0.
Sumber Referensi :
Anonymous. 2102. Project Quality Management
http://manproimam.blogspot.com/2012/01/project-quality-management.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. 2012. Biaya Kualitas dan Produktivitas.
http://rangkumankite.blogspot.com/2012/05/biaya-kualitas-dan-produktivitas.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
Anoymous. 2011. Analisi Pareto langkah Demi Langkah http://smkberkaizen.wordpress.com/2011/09/18/analisis-pareto-langkah-demi-langkah/. Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. 2011. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualiatas Pelayanan http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
7. Project Cost Management
Posted by : Rizki R Fauzi November 12, 2013
Nama : Rizki R Fauzi
NPM : 46112567
Kelas : 2DC01
2. Pengertian Project Cost dan Project Cost Management
Manajemen dari biaya terkait kegiatan dicapai dengan mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi, dan pelaporan biaya informasi yang digunakan untuk penganggaran ,memperkirakan , peramalan , dan pemantauan biaya .
4. Prinsip Dasar Dari Cost Management
Prinsip dasar dari Cost Management
Ada empat prinsip untuk menyelaraskan manajemen biaya dan pertumbuhan baris paling atas:
Prinsip Satu - Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
- Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
Kebanyakan perusahaan tidak melihat manajemen biaya sebagai terkait dengan strategi perusahaan, atau sebagai platform untuk pertumbuhan. Misalnya sebuah perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang solid sejarah tetapi dengan hanya sederhana pertumbuhan penjualan membutuhkan perubahan dalam kinerja, ini dapat dicapai dengan menetapkan menantang atas-dan bawah-line target sehingga perusahaan perlu biaya memotong dan meningkatkan penjualan untuk mencapai penghasilan yang diinginkan pertumbuhan. Jika pesaing mereka memiliki basis biaya yang lebih efisien mereka akan mencapai tingkat yang sama dari profitabilitas, tetapi juga akan dapat berinvestasi lebih banyak dalam pemasaran dan inovasi. Akhirnya konsisten di bawah investasi dalam pertumbuhan dibandingkan dengan pesaing dan mempertahankan daripada menurunkan biaya operasi akan mengakibatkan batas atas garis pertumbuhan dan erosi dari posisi bisnis dari waktu ke waktu.
Prinsip Dua - Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing.
- Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing.
Hal ini memerlukan target pertumbuhan untuk manajer di seluruh perusahaan untuk mencerminkan karakteristik bisnis yang, ini akan mempengaruhi berapa persen dari pendapatan yang meningkat akan datang dari pemotongan biaya dan apa yang dari atas-garis pertumbuhan di bisnis yang berbeda.
Selain target pertumbuhan pendapatan yang ditetapkan oleh manager senior yang tiga faktor lain harus diperhitungkan ketika menetapkan target pengurangan biaya untuk bisnis apapun, mereka harus seimbang, dan tidak harus didahulukan:
- Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang dari bisnis lain di perusahaan?
- Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang untuk pesaing?
- Bagaimana tingkat biaya akan diperlukan untuk mendukung tingkat pertumbuhan diproyeksikan dan memastikan bahwa bisnis tersebut tidak 'keluar-investasi' pada pertumbuhan dengan pesaing?
Prinsip Tiga - Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya.
- Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya.
Bagian paling penting dari pendekatan manajemen yang berorientasi pertumbuhan biaya dimulai setelah penghasilan dan biaya-pengurangan target telah ditetapkan. Tantangannya adalah untuk mengurangi biaya tetapi tidak kehilangan kemampuan kritis yang menjaga daya saing. Misalnya dengan menilai seluruh biaya penjualan, umum dan daerah administrasi dari inisiatif bisnis pemotongan biaya dapat membawa biaya bisnis sejalan dengan para pesaing, dan menciptakan dana untuk re-investasi dalam pertumbuhan.
Empat Prinsip - Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan.
- Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan.
Membuat perubahan proses manajemen, organisasi dan kemampuan sering merupakan prasyarat untuk manajemen biaya terus menerus. Hal ini dapat dicapai dengan memperbaiki cara pelaporan keuangan dilakukan pada daerah biaya bisnis yang spesifik masing-masing, dan memastikan bahwa pemotongan biaya di satu area tidak akan menaikkan biaya di negara lain. Juga dengan berbagi dan mengkoordinasikan praktek bisnis terbaik dari masing-masing dalam perusahaan seluruh kelompok akan mendapatkan keuntungan dari setiap pengalaman orang lain.
6. Estimasi Biaya , Jenis - Jenis serta Tekniknya
Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Dalam sebuah estimasi biaya terdapat identifikasi dan pertimbangan dalam memperkirakan beberapa alternatif biaya untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan risiko harus dapat dipertimbangkan, misalnya seperti membuat keputusan untuk membeli suatu barang atau hanya menyewanya saja untuk keperluan proyek, berbagi sumber daya dalam rangka mengoptimalkan biaya dalam proyek. Biaya yang disusun akan memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa, dan fasilitas dan beberapa kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Estimasi biaya merupakan penilaian kuantitatif yang mendekati untuk kebutuhan sumber daya dalam proyek.
Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya:
Analog atau perkiraan top-down: menggunakan biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk memperkirakan biaya proyek ini.
8. Jenis Masalah dan Estiminasi Biaya IT
Agar tidak terjadi kerugian dalam mengerjakan kontrak pekerjaan konstruksi, ada beberapa jenis estimasi biaya konstruksi yang bisa anda pilih untuk menentukan harga. Tentunya sebelumnya harus disepakati antara kontraktor dengan owner metode mana yang akan dipakai. Berikut metode dan jenis estimasi biaya konstruksi tersebut :
1. Estimasi Harga Pasti
Ada dua metode yang bisa anda gunakan dalam membuat estimasi harga pasti :
a. Metode Lumpsum.
Ini dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui dan dikenal benar. Dalam hal ini resiko bagi kontraktor relatif tinggi. Owner diuntungkan dengan harga yang sudah pasti sehingga bisa membuat anggaran.
b. Metode Harga Satuan.
Metode harga satuan ditentukan berdasarkan harga per item pekerjaan. Dalam penawaran dicantumkan estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk kemudian ditotalkan brdasarkan gambar rencana arsitektur.
2. Estimasi Harga Perkiraan
Estimasi ini didasarkan fakta rincian biaya dari proyek sebelumnya. Beberapa metode yang bisa digunakan :
a. Harga per Fungsi.
Perhitungan berdasarkan pada estimasi setiap fungsi penggunaan.
b. Harga Luas.
Metode ini mendasarkan perhitungan luas persegi.
c. Harga Volume.
Harga volume didasarkan pada kubikasi volume bangunan.
d. Modular Takeoff.
Metode ini mengacu pada konsep modul kemudian dikalikan dengan seluruh proyek.
e. Partial Takeoff.
Metode dengan menggabungkan semua jenis pekerjaan yang sebelumnya diperkiraan berdasarkan harga satuan.
f. Harga Satuan Panel.
Metode ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling, dinding, atap dan semua item pekerjaan lainnya.
10. Project Fortopolio Management
Manajemen Portofolio Proyek (PPM) adalah manajemen terpusat dari proses, metode, dan teknologi yang digunakan oleh manajer proyek dan kantor manajemen proyek (PMOS) untuk menganalisis dan kolektif mengelola kelompok proyek sekarang atau yang diusulkan berdasarkan karakteristik banyak kunci . Tujuan dari PPM adalah untuk menentukan campuran sumber daya yang optimal untuk pengiriman dan jadwal kegiatan untuk mencapai tujuan terbaik operasional dan keuangan organisasi - sementara menghormati kendala yang diberlakukan oleh pelanggan, tujuan strategis, atau faktor eksternal dunia nyata.
Berbeda open source dan perangkat lunak teknologi komersial dapat memberikan kritis, memungkinkan platform untuk PPM.
Sumber Referensi :
Kurniadi Dony. 2012. Project Cost Management. Manajemen Biaya Proyek.
http://dhonykurniadi0204.blogspot.com/2012/01/project-cost-management-manajemen-biaya.html
Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. 2011. Jenis Estimasi Biaya Kontruksi.
http://developerdankontraktor.blogspot.com/2011/09/jenis-estimasi-biaya-konstruksi.html
Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. Project Portofolio Management
http://en.wikipedia.org/wiki/Project_portfolio_management
Diunduh tanggal 09 November 2013
7. Project Cost Management
Posted by : Agung Saputra November 12, 2013
Nama : Agung Saputra
NPM : 40112375
Kelas : 2DC01
2. Pengertian Project Cost dan Project Cost Management
Manajemen dari biaya terkait kegiatan dicapai dengan mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi, dan pelaporan biaya informasi yang digunakan untuk penganggaran ,memperkirakan , peramalan , dan pemantauan biaya .
4. Prinsip Dasar Dari Cost Management
Prinsip dasar dari Cost Management
Ada empat prinsip untuk menyelaraskan manajemen biaya dan pertumbuhan baris paling atas:
Prinsip Satu - Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
- Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
Kebanyakan perusahaan tidak melihat manajemen biaya sebagai terkait dengan strategi perusahaan, atau sebagai platform untuk pertumbuhan. Misalnya sebuah perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang solid sejarah tetapi dengan hanya sederhana pertumbuhan penjualan membutuhkan perubahan dalam kinerja, ini dapat dicapai dengan menetapkan menantang atas-dan bawah-line target sehingga perusahaan perlu biaya memotong dan meningkatkan penjualan untuk mencapai penghasilan yang diinginkan pertumbuhan. Jika pesaing mereka memiliki basis biaya yang lebih efisien mereka akan mencapai tingkat yang sama dari profitabilitas, tetapi juga akan dapat berinvestasi lebih banyak dalam pemasaran dan inovasi. Akhirnya konsisten di bawah investasi dalam pertumbuhan dibandingkan dengan pesaing dan mempertahankan daripada menurunkan biaya operasi akan mengakibatkan batas atas garis pertumbuhan dan erosi dari posisi bisnis dari waktu ke waktu.
Prinsip Dua - Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing.
- Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing.
Hal ini memerlukan target pertumbuhan untuk manajer di seluruh perusahaan untuk mencerminkan karakteristik bisnis yang, ini akan mempengaruhi berapa persen dari pendapatan yang meningkat akan datang dari pemotongan biaya dan apa yang dari atas-garis pertumbuhan di bisnis yang berbeda.
Selain target pertumbuhan pendapatan yang ditetapkan oleh manager senior yang tiga faktor lain harus diperhitungkan ketika menetapkan target pengurangan biaya untuk bisnis apapun, mereka harus seimbang, dan tidak harus didahulukan:
- Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang dari bisnis lain di perusahaan?
- Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang untuk pesaing?
- Bagaimana tingkat biaya akan diperlukan untuk mendukung tingkat pertumbuhan diproyeksikan dan memastikan bahwa bisnis tersebut tidak 'keluar-investasi' pada pertumbuhan dengan pesaing?
Prinsip Tiga - Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya.
- Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya.
Bagian paling penting dari pendekatan manajemen yang berorientasi pertumbuhan biaya dimulai setelah penghasilan dan biaya-pengurangan target telah ditetapkan. Tantangannya adalah untuk mengurangi biaya tetapi tidak kehilangan kemampuan kritis yang menjaga daya saing. Misalnya dengan menilai seluruh biaya penjualan, umum dan daerah administrasi dari inisiatif bisnis pemotongan biaya dapat membawa biaya bisnis sejalan dengan para pesaing, dan menciptakan dana untuk re-investasi dalam pertumbuhan.
Empat Prinsip - Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan.
- Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan.
Membuat perubahan proses manajemen, organisasi dan kemampuan sering merupakan prasyarat untuk manajemen biaya terus menerus. Hal ini dapat dicapai dengan memperbaiki cara pelaporan keuangan dilakukan pada daerah biaya bisnis yang spesifik masing-masing, dan memastikan bahwa pemotongan biaya di satu area tidak akan menaikkan biaya di negara lain. Juga dengan berbagi dan mengkoordinasikan praktek bisnis terbaik dari masing-masing dalam perusahaan seluruh kelompok akan mendapatkan keuntungan dari setiap pengalaman orang lain.
6. Estimasi Biaya , Jenis - Jenis serta Tekniknya
Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Dalam sebuah estimasi biaya terdapat identifikasi dan pertimbangan dalam memperkirakan beberapa alternatif biaya untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan risiko harus dapat dipertimbangkan, misalnya seperti membuat keputusan untuk membeli suatu barang atau hanya menyewanya saja untuk keperluan proyek, berbagi sumber daya dalam rangka mengoptimalkan biaya dalam proyek. Biaya yang disusun akan memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa, dan fasilitas dan beberapa kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Estimasi biaya merupakan penilaian kuantitatif yang mendekati untuk kebutuhan sumber daya dalam proyek.
Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya:
Analog atau perkiraan top-down: menggunakan biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk memperkirakan biaya proyek ini.
8. Jenis Masalah dan Estiminasi Biaya IT
Agar tidak terjadi kerugian dalam mengerjakan kontrak pekerjaan konstruksi, ada beberapa jenis estimasi biaya konstruksi yang bisa anda pilih untuk menentukan harga. Tentunya sebelumnya harus disepakati antara kontraktor dengan owner metode mana yang akan dipakai. Berikut metode dan jenis estimasi biaya konstruksi tersebut :
1. Estimasi Harga Pasti
Ada dua metode yang bisa anda gunakan dalam membuat estimasi harga pasti :
a. Metode Lumpsum.
Ini dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui dan dikenal benar. Dalam hal ini resiko bagi kontraktor relatif tinggi. Owner diuntungkan dengan harga yang sudah pasti sehingga bisa membuat anggaran.
b. Metode Harga Satuan.
Metode harga satuan ditentukan berdasarkan harga per item pekerjaan. Dalam penawaran dicantumkan estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk kemudian ditotalkan brdasarkan gambar rencana arsitektur.
2. Estimasi Harga Perkiraan
Estimasi ini didasarkan fakta rincian biaya dari proyek sebelumnya. Beberapa metode yang bisa digunakan :
a. Harga per Fungsi.
Perhitungan berdasarkan pada estimasi setiap fungsi penggunaan.
b. Harga Luas.
Metode ini mendasarkan perhitungan luas persegi.
c. Harga Volume.
Harga volume didasarkan pada kubikasi volume bangunan.
d. Modular Takeoff.
Metode ini mengacu pada konsep modul kemudian dikalikan dengan seluruh proyek.
e. Partial Takeoff.
Metode dengan menggabungkan semua jenis pekerjaan yang sebelumnya diperkiraan berdasarkan harga satuan.
f. Harga Satuan Panel.
Metode ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling, dinding, atap dan semua item pekerjaan lainnya.
10. Project Fortopolio Management
Manajemen Portofolio Proyek (PPM) adalah manajemen terpusat dari proses, metode, dan teknologi yang digunakan oleh manajer proyek dan kantor manajemen proyek (PMOS) untuk menganalisis dan kolektif mengelola kelompok proyek sekarang atau yang diusulkan berdasarkan karakteristik banyak kunci . Tujuan dari PPM adalah untuk menentukan campuran sumber daya yang optimal untuk pengiriman dan jadwal kegiatan untuk mencapai tujuan terbaik operasional dan keuangan organisasi - sementara menghormati kendala yang diberlakukan oleh pelanggan, tujuan strategis, atau faktor eksternal dunia nyata.
Berbeda open source dan perangkat lunak teknologi komersial dapat memberikan kritis, memungkinkan platform untuk PPM.
Sumber Referensi :
Kurniadi Dony. 2012. Project Cost Management. Manajemen Biaya Proyek.
http://dhonykurniadi0204.blogspot.com/2012/01/project-cost-management-manajemen-biaya.html
Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. 2011. Jenis Estimasi Biaya Kontruksi.
http://developerdankontraktor.blogspot.com/2011/09/jenis-estimasi-biaya-konstruksi.html
Diunduh tanggal 09 November 2013
Anonymous. Project Portofolio Management
http://en.wikipedia.org/wiki/Project_portfolio_management
Diunduh tanggal 09 November 2013
6. Project Time Management
Posted by : Rizki R Fauzi November 13, 2013
Nama : Rizki R Fauzi
NPM : 46112567
Kelas : 2DC01
2. Proses Management Waktu Proyek
Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
4. Project Network Diagram
Activity On Arrow (AOA)
Biasa disebut juga Arrow diagram Method. Adalah suatu metode dimana aktivitas itu dilambangkan dengan garis / anak panah dan node / lingkaran menunjukan letak point dimulai dan selesainya suatu aktivitas.
Cara membuat AOA :
1. Cari semua kegiatan gambarlah letak point dimulai kegiatan itu pada node / lingkaran sampai letak point selesainya proyek . Setelah selesai menggambar node , tarik panah antara node dan hubungkan masing masing node. Masukan huruf kegiatan atau nama dan perkiraan durasi pada panah terkait.
2. Melanjutkan menggambar diagram jaringan, bekerja dari kiri ke kanan. Masing - masing panah diberi aktivitas.
3. Lanjutkan menggambar diagram jaringan proyek sampai semua kegiatan yang disertakan pada diagram yang memiliki keterkaitan
4. Sebagai aturan praktis, semua panah harus menghadap ke kanan, dan tidak ada panah harus menyeberang pada diagram jaringan AOA
Contoh Diagram AOA :
Precedence Diagramming Method (PDM)
Kegiatan yang diwakili oleh kotak
Panah menunjukkan hubungan antara kegiatan
Lebih populer daripada metode ADM dan digunakan oleh perangkat lunak manajemen proyek
Lebih baik untuk menunjukkan berbagai jenis dependensi (Keterkaitan)
Contoh Diagram PDM :
6. Estimasi Durasi Aktivitas dan Pembentukan Jadwal
Estimasi Durasi Aktivitas :
—
++ Durasi mencakup jumlah waktu aktual utk mengerjakan suatu aktivitas ditambah waktu yg
hilang (elapsed
time)
++ Effort adalah jumlah hari-kerja atau jam kerja yg dibutuhkan utk menyelesaikan sebuah
tugas
—++ Effort biasanya tidak sama dgn durasi
—++ Individu yg mengerjakan pekerjaan hrs membantu dlm membuat estimasi durasi aktivitas dan kemudian harus ditinjau ulang oleh seorang ahli
Pembentukan Jadwal :
—Gunakan hasil proses manajemen waktu utk menentukan tanggal mulai dan selesainya
proyek
—Tujuan utama adalah utk membuat jadwal proyek yg realistis yg dpt digunakan sbg dasar
untuk memantau kemajuan proyek dalam dimensi waktu
Tool dan teknik yg terkait adalah:
—++ Gantt Charts
—++ Critical Path Analysis
++ —Critical Chain Scheduling
++ PERT Analysis
8. Teknik Memperpendek Jadwal Proyek
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi
sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan
proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus
dengan saat penyelesaian yang jelas.
Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu menggunakan waktu secara efektif dan
efisien dengan hasil yang berkualitas. Untuk itu digunakan analisis dengan metode PERT (Program
Evaluation and Review Technique). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk
melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu
proyek.
a. Metode Menggunakan Model Optimasi
Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu pada probabilitas yang dihasilkan.
Pada tahap ini diasumsikan biaya yang dikeluarkan adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan
biaya pada hasil optimasi hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang dimaksud.
Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan percepatan secara probabilitas. Dengan
mengalokasikan sejumlah biaya tambahan pada jalur kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu
penyelesaian proyek beberapa hari. Untuk itu digunakan model matematika yang akan dibentuk dari
distribusi probabilitas normal. Dalam kaitannya digunakan distribusi probabilitas standar.
b. Metode Menggunakan CPM
Pada percepatan PERT menggunakan metode percepatan CPM. Pada metode ini biaya yang dikeluarkan
diharapkan sesuai dengan waktu percepatan yang dihasilkan. Sehingga pada pengerjaannya lebih terarah
pada biaya tiap satuan waktu dan jalur kegiatannya.
10. Critical Chain Scheduling
Critical Chain Scheduling adalah tugas tergantung yang mendefinisikan batas minimal selesainya proyek.
Oleh karena itu, adalah aman untuk mengasumsikan bahwa rantai kritis terbuat dari tugas - tugas tergantung
urutannya.
Dalam Critical Chain Scheduling ( CCS ) , tugas-tugas bergantung dijadwalkan dengan cara yang paling
efektif dan menguntungkan .
Ketika datang ke CCS, dependensi yang digunakan untuk menentukan rantai kritis. Dalam kasus ini , dua
jenis dependensi yang digunakan ; Hand Off Depencies dan Resource Depedencies.
CCS adalah sebuah metodologi yang berfokus pada leveling Resource . Meskipun tugas sebagian
besar menentukan jadwal proyek , pemanfaatan sumber daya memainkan peran kunci . Sebuah metodologi
seperti CCS mungkin sangat sukses dalam lingkungan , di mana tidak ada kekurangan sumber daya .
Namun dalam kenyataannya , hal ini tidak terjadi .
Proyek dijalankan dengan sumber daya yang terbatas dan sumber daya yang rata merupakan faktor penting
. Oleh karena itu , penjadwalan rantai kritis memberikan jawaban yang lebih baik untuk proyek-proyekyang
intensif sumber daya untuk mengelola pengiriman mereka .
12. Penggunaan Software Dalam Mendukung Manajemen Waktu Proyek
Sama seperti metodologi jalur kritis, ada perangkat lunak untuk penjadwalan rantai kritis. Perangkat lunak ini dapat dikategorikan menjadi "Stand Alone" dan "Client-Server" Perangkat lunak ini mendukung lingkungan multi-proyek secara default. Oleh karena itu, perangkat lunak ini berguna ketika mengelola proyek besar sebuah perusahaan besar.
Sumber Referensi :
Anonymous . 2011. Grup Proses Maajemen Proyek dan Manajemen Resiko. http://agape92.blogspot.com/2011/11/group-proses-manajemen-proyek-dan.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
6. Project Time Management
Posted by : Agung Saputra November 13, 2013
Nama : Agung Saputra
NPM : 40112375
Kelas : 2DC01
2. Proses Management Waktu Proyek
Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
4. Project Network Diagram
Activity On Arrow (AOA)
Biasa disebut juga Arrow diagram Method. Adalah suatu metode dimana aktivitas itu dilambangkan dengan garis / anak panah dan node / lingkaran menunjukan letak point dimulai dan selesainya suatu aktivitas.
Cara membuat AOA :
1. Cari semua kegiatan gambarlah letak point dimulai kegiatan itu pada node / lingkaran sampai letak point selesainya proyek . Setelah selesai menggambar node , tarik panah antara node dan hubungkan masing masing node. Masukan huruf kegiatan atau nama dan perkiraan durasi pada panah terkait.
2. Melanjutkan menggambar diagram jaringan, bekerja dari kiri ke kanan. Masing - masing panah diberi aktivitas.
3. Lanjutkan menggambar diagram jaringan proyek sampai semua kegiatan yang disertakan pada diagram yang memiliki keterkaitan
4. Sebagai aturan praktis, semua panah harus menghadap ke kanan, dan tidak ada panah harus menyeberang pada diagram jaringan AOA
Contoh Diagram AOA :
Precedence Diagramming Method (PDM)
Kegiatan yang diwakili oleh kotak
Panah menunjukkan hubungan antara kegiatan
Lebih populer daripada metode ADM dan digunakan oleh perangkat lunak manajemen proyek
Lebih baik untuk menunjukkan berbagai jenis dependensi (Keterkaitan)
Contoh Diagram PDM :
6. Estimasi Durasi Aktivitas dan Pembentukan Jadwal
Estimasi Durasi Aktivitas :
—
++ Durasi mencakup jumlah waktu aktual utk mengerjakan suatu aktivitas ditambah waktu yg
hilang (elapsed
time)
++ Effort adalah jumlah hari-kerja atau jam kerja yg dibutuhkan utk menyelesaikan sebuah
tugas
—++ Effort biasanya tidak sama dgn durasi
—++ Individu yg mengerjakan pekerjaan hrs membantu dlm membuat estimasi durasi aktivitas dan kemudian harus ditinjau ulang oleh seorang ahli
Pembentukan Jadwal :
—Gunakan hasil proses manajemen waktu utk menentukan tanggal mulai dan selesainya
proyek
—Tujuan utama adalah utk membuat jadwal proyek yg realistis yg dpt digunakan sbg dasar
untuk memantau kemajuan proyek dalam dimensi waktu
Tool dan teknik yg terkait adalah:
—++ Gantt Charts
—++ Critical Path Analysis
++ —Critical Chain Scheduling
++ PERT Analysis
8. Teknik Memperpendek Jadwal Proyek
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi
sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan
proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus
dengan saat penyelesaian yang jelas.
Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu menggunakan waktu secara efektif dan
efisien dengan hasil yang berkualitas. Untuk itu digunakan analisis dengan metode PERT (Program
Evaluation and Review Technique). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk
melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu
proyek.
a. Metode Menggunakan Model Optimasi
Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu pada probabilitas yang dihasilkan.
Pada tahap ini diasumsikan biaya yang dikeluarkan adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan
biaya pada hasil optimasi hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang dimaksud.
Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan percepatan secara probabilitas. Dengan
mengalokasikan sejumlah biaya tambahan pada jalur kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu
penyelesaian proyek beberapa hari. Untuk itu digunakan model matematika yang akan dibentuk dari
distribusi probabilitas normal. Dalam kaitannya digunakan distribusi probabilitas standar.
b. Metode Menggunakan CPM
Pada percepatan PERT menggunakan metode percepatan CPM. Pada metode ini biaya yang dikeluarkan
diharapkan sesuai dengan waktu percepatan yang dihasilkan. Sehingga pada pengerjaannya lebih terarah
pada biaya tiap satuan waktu dan jalur kegiatannya.
10. Critical Chain Scheduling
Critical Chain Scheduling adalah tugas tergantung yang mendefinisikan batas minimal selesainya proyek.
Oleh karena itu, adalah aman untuk mengasumsikan bahwa rantai kritis terbuat dari tugas - tugas tergantung
urutannya.
Dalam Critical Chain Scheduling ( CCS ) , tugas-tugas bergantung dijadwalkan dengan cara yang paling
efektif dan menguntungkan .
Ketika datang ke CCS, dependensi yang digunakan untuk menentukan rantai kritis. Dalam kasus ini , dua
jenis dependensi yang digunakan ; Hand Off Depencies dan Resource Depedencies.
CCS adalah sebuah metodologi yang berfokus pada leveling Resource . Meskipun tugas sebagian
besar menentukan jadwal proyek , pemanfaatan sumber daya memainkan peran kunci . Sebuah metodologi
seperti CCS mungkin sangat sukses dalam lingkungan , di mana tidak ada kekurangan sumber daya .
Namun dalam kenyataannya , hal ini tidak terjadi .
Proyek dijalankan dengan sumber daya yang terbatas dan sumber daya yang rata merupakan faktor penting
. Oleh karena itu , penjadwalan rantai kritis memberikan jawaban yang lebih baik untuk proyek-proyekyang
intensif sumber daya untuk mengelola pengiriman mereka .
12. Penggunaan Software Dalam Mendukung Manajemen Waktu Proyek
Sama seperti metodologi jalur kritis, ada perangkat lunak untuk penjadwalan rantai kritis. Perangkat lunak ini dapat dikategorikan menjadi "Stand Alone" dan "Client-Server" Perangkat lunak ini mendukung lingkungan multi-proyek secara default. Oleh karena itu, perangkat lunak ini berguna ketika mengelola proyek besar sebuah perusahaan besar.
Sumber Referensi :
Anonymous . 2011. Grup Proses Maajemen Proyek dan Manajemen Resiko. http://agape92.blogspot.com/2011/11/group-proses-manajemen-proyek-dan.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
6. Project Time Management
Posted by : Agung Saputra November 12, 2013
Nama : Agung Saputra
NPM : 40112375
Kelas : 2DC01
2. Proses Management Waktu Proyek
Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
4. Project Network Diagram
Activity On Arrow (AOA)
Biasa disebut juga Arrow diagram Method. Adalah suatu metode dimana aktivitas itu dilambangkan dengan garis / anak panah dan node / lingkaran menunjukan letak point dimulai dan selesainya suatu aktivitas.
Cara membuat AOA :
1. Cari semua kegiatan gambarlah letak point dimulai kegiatan itu pada node / lingkaran sampai letak point selesainya proyek . Setelah selesai menggambar node , tarik panah antara node dan hubungkan masing masing node. Masukan huruf kegiatan atau nama dan perkiraan durasi pada panah terkait.
2. Melanjutkan menggambar diagram jaringan, bekerja dari kiri ke kanan. Masing - masing panah diberi aktivitas.
3. Lanjutkan menggambar diagram jaringan proyek sampai semua kegiatan yang disertakan pada diagram yang memiliki keterkaitan
4. Sebagai aturan praktis, semua panah harus menghadap ke kanan, dan tidak ada panah harus menyeberang pada diagram jaringan AOA
Contoh Diagram AOA :
Precedence Diagramming Method (PDM)
Kegiatan yang diwakili oleh kotak
Panah menunjukkan hubungan antara kegiatan
Lebih populer daripada metode ADM dan digunakan oleh perangkat lunak manajemen proyek
Lebih baik untuk menunjukkan berbagai jenis dependensi (Keterkaitan)
Contoh Diagram PDM :
6. Estimasi Durasi Aktivitas dan Pembentukan Jadwal
Estimasi Durasi Aktivitas :
—
++ Durasi mencakup jumlah waktu aktual utk mengerjakan suatu aktivitas ditambah waktu yg
hilang (elapsed
time)
++ Effort adalah jumlah hari-kerja atau jam kerja yg dibutuhkan utk menyelesaikan sebuah
tugas
—++ Effort biasanya tidak sama dgn durasi
—++ Individu yg mengerjakan pekerjaan hrs membantu dlm membuat estimasi durasi aktivitas dan kemudian harus ditinjau ulang oleh seorang ahli
Pembentukan Jadwal :
—Gunakan hasil proses manajemen waktu utk menentukan tanggal mulai dan selesainya
proyek
—Tujuan utama adalah utk membuat jadwal proyek yg realistis yg dpt digunakan sbg dasar
untuk memantau kemajuan proyek dalam dimensi waktu
Tool dan teknik yg terkait adalah:
—++ Gantt Charts
—++ Critical Path Analysis
++ —Critical Chain Scheduling
++ PERT Analysis
8. Teknik Memperpendek Jadwal Proyek
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi
sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan
proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus
dengan saat penyelesaian yang jelas.
Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu menggunakan waktu secara efektif dan
efisien dengan hasil yang berkualitas. Untuk itu digunakan analisis dengan metode PERT (Program
Evaluation and Review Technique). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk
melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu
proyek.
a. Metode Menggunakan Model Optimasi
Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu pada probabilitas yang dihasilkan.
Pada tahap ini diasumsikan biaya yang dikeluarkan adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan
biaya pada hasil optimasi hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang dimaksud.
Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan percepatan secara probabilitas. Dengan
mengalokasikan sejumlah biaya tambahan pada jalur kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu
penyelesaian proyek beberapa hari. Untuk itu digunakan model matematika yang akan dibentuk dari
distribusi probabilitas normal. Dalam kaitannya digunakan distribusi probabilitas standar.
b. Metode Menggunakan CPM
Pada percepatan PERT menggunakan metode percepatan CPM. Pada metode ini biaya yang dikeluarkan
diharapkan sesuai dengan waktu percepatan yang dihasilkan. Sehingga pada pengerjaannya lebih terarah
pada biaya tiap satuan waktu dan jalur kegiatannya.
10. Critical Chain Scheduling
Critical Chain Scheduling adalah tugas tergantung yang mendefinisikan batas minimal selesainya proyek.
Oleh karena itu, adalah aman untuk mengasumsikan bahwa rantai kritis terbuat dari tugas - tugas tergantung
urutannya.
Dalam Critical Chain Scheduling ( CCS ) , tugas-tugas bergantung dijadwalkan dengan cara yang paling
efektif dan menguntungkan .
Ketika datang ke CCS, dependensi yang digunakan untuk menentukan rantai kritis. Dalam kasus ini , dua
jenis dependensi yang digunakan ; Hand Off Depencies dan Resource Depedencies.
CCS adalah sebuah metodologi yang berfokus pada leveling Resource . Meskipun tugas sebagian
besar menentukan jadwal proyek , pemanfaatan sumber daya memainkan peran kunci . Sebuah metodologi
seperti CCS mungkin sangat sukses dalam lingkungan , di mana tidak ada kekurangan sumber daya .
Namun dalam kenyataannya , hal ini tidak terjadi .
Proyek dijalankan dengan sumber daya yang terbatas dan sumber daya yang rata merupakan faktor penting
. Oleh karena itu , penjadwalan rantai kritis memberikan jawaban yang lebih baik untuk proyek-proyekyang
intensif sumber daya untuk mengelola pengiriman mereka .
12. Penggunaan Software Dalam Mendukung Manajemen Waktu Proyek
Sama seperti metodologi jalur kritis, ada perangkat lunak untuk penjadwalan rantai kritis. Perangkat lunak ini dapat dikategorikan menjadi "Stand Alone" dan "Client-Server" Perangkat lunak ini mendukung lingkungan multi-proyek secara default. Oleh karena itu, perangkat lunak ini berguna ketika mengelola proyek besar sebuah perusahaan besar.
Sumber Referensi :
Anonymous . 2011. Grup Proses Maajemen Proyek dan Manajemen Resiko. http://agape92.blogspot.com/2011/11/group-proses-manajemen-proyek-dan.html. Diunduh tanggal 09 November 2013
Project Scope Management
BAB 5
Project Scope Management
Posted by : Rizki R Fauzi 2013 November 14, 2013
Nama : Rizki R fauzi
NPM : 46112567 Kelas : 2DC01
2. Proses Project Scope Management
• Scope planning : menentukan bagai mana ruang lingkup akan ditentukan, diperifikasi, dan dikendalikan.
• Scope definition: menelaah project charter dan pernyataan ruang lingkup awal dan menambahkan informasi lebih lanjut sebagai persyaratan yang dikembangkan dan perubahan permintaan tersebut disetujui.
• Membuat WBS:mengelompokkan penyampaian proyek besar menjadi lebih kecil, komponen lebih mudah ditangani.
• Scope verivikasi : penerimaan mempormalkan ruang lingkup proyek.
• Scope Control : Pengendalian perubahan ruang lingkup proyek.
4. Mengapa perusahaan investasi pada IT
• Hal ini sering sulit untuk memberikan justifikasi yang kuat untuk berbagai proyek IT. Tetapi semua orang setuju mereka memiliki nilai tinggi
• Lebih baik menghitung mas karat dari pada menghitung sen dengan tepat.
• Kriteria yang penting untuk proyek yaitu : ada kebutuhan untuk proyek tersebut seperti dana yang tersedia cukup dan dana yang kuat akan membuat proyek tersebut berhasil.
6. Proses Rencana IT dan Pemilihan Proyek
Biasanya tidak cukup waktu atau sumber daya untuk menerapkan semua proyek ,Metode untuk proyek-proyek memilih meliputi :
- Berfokus pada kebutuhan organisasi yang luas
- Kategorikan proyek tegnologi informasi
- Tunjukkan net present value atau analisis keuangan lainnya
- Menggunakan metode skor tertimbang
- Menerapkan balanced sorecard
8. Analisis Keuangan Proyek
Didalam analisis dibutuhkan pertimbangan finansial yang merupakan hal terpenting dalam pemilihan proyek.
Sehingga dibutuhkan metode – metode dalam melakukan pertimbangan tersebut yang terdiri dari :
• a. Net Present Value (NPV) analysis
• b. Return on Investment (ROI)
• c. Payback analysis
10. Penerapan Balance Scoreboard
Scorecard yang seimbang adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis tujuan.
Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran finansial tradisional Tapi ukuran finansial menceritakan kisah tentang peristiwa masa lalu, cerita yang memadai untuk perusahaan abad industri di mana investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan tidak penting untuk keberhasilan.. Langkah-langkah keuangan tidak memadai, namun , untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan bahwa informasi usia harus membuat untuk menciptakan nilai masa depan melalui investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan inovasi.
12. Scope Planinng dan Scope Management
Scope Planning
Scope Planning menjelaskan bagaimana suatu scope didefinisikan, diuji, dan diawasi serta bagaimana Work Breakdown Structure (WBS) akan dibuat. Scope Planning merupakan langkah awal dari scope manajement plan. Ukuran proyek,kompleksitas, kepentingan, dan faktor – faktor lain akan mempengaruhi seberapa banyak usaha yang dihabiskan pada scope planning.
Hasil utama dari scope planning adalah suatu scope management plan yang mempersiapkan suatu dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
Scope Statement
Langkah selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan yang dibutuhkan untuk proyek. Scope Statement yang bagus sangat penting untuk kesuksesan proyek karena sangat membantu meningkatkan akurasi dari waktu, biaya, dan sumber yang digunakan, serta menegaskan suatu baseline untuk memastikan kemampuan dan mengontrol proyek dan juga membantu dalam memperjelaskan komunikasi dalam tanggung jawab kerja. Hasil utama dari scope definition adalah project scope statement.
14. Prinsip Dasar Pembentukan WBS
WBS adalah pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan berbagai deliverables, sehingga sangat penting mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagiannya, serta bagaimana mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tsb sesuai pembagian yang disepakati.
16. Penggunaan Software Dalam mendukung Project Scope Management
Dalam pengaplikasiannya, kita bisa menggunakan software untuk membuat mana saja yang termasuk ruang lingkup pekerjaan suatu proyek. Tujuannya tidak lain agar memudahkan kita dalam memanage ruang lingkup kerja proyek.
Sumber Referensi :
Anonymous. 2010. Project Scope Management. http://ridwanlina.blogspot.com/2010/12/project-scope-management.html. Diunduh tanggal 09 November 2013.
Anonymous. 2011. Project Scope Management. http://gerryghost.wordpress.com/2011/12/16/project-scope-management/. Diunduh tanggal 09 November 2013.
Anonymous. 2011. http://derianeka.blogspot.com/2011/11/manajemen-proyek-dan-manajemen-resiko_14.html. Diunduh tanggal 09 November 2013.
0 komentar: